“Sudah ada konfirmasinya dari PP Pertina. Kita siap mengikuti kejuaraan tersebut. Kita tidak berharap banyak dari KONI Sulsel maupun Pemprov Sulsel. Bagi kami, ini kesempatan emas bagi atlet binaan kami untuk bisa tampil di kejuaraan dunia. Apalagi ini adalah sejarah baru yang ditorehkan atlet Sulsel bisa tampil di kejuaraan dunia,” tegas Harpen Ali.
”Ini bukan membawa nama pribadi, tapi membawa nama harum Sulsel dan Indonesia di kancah dunia. Saya kira kalau mereka sadar kami pergi membawa nama daerah dan bangsa, tanpa diminta pun KONI Sulsel, wajib membantu sesuai komitmen dia waktu terpilh jadi ketua KONI. Termasuk Pemprov Sulsel juga. Wajib itu,” timpal Sekretrais Umum Pengprov Pertina Sulsel, Sri Syahril.
Yoshua Holy Masihor merupakan petinju muda andalan Sulsel. Prestasi atlet kelahiran 18 Maret 1999 ini cukup mentereng. Sudah puluhan prestasi ia ukir di atas ring. Tidak hanya di event lokal, tapi juga nasional. Presasi tiga tahun terakhir yang diukir diantaranya meraih medali emas dan dinobatkan sebagai petinju terbaik Nasional pada Pra PON di Ternate, Maluku Utara 2019. Sementara pada PON XX Papua 2021 lalu, Holy, begitu ia akrab disapa meraih medali perunggu.
Di babak semi final ia harus mengakui keunggulan petinju penghuni Pelatnas asal Riau, Ingatan Illahi yang saat saat ini menjadi salah satu petinju andalan Indonesia di SEA Games Bangkok, Mei 2023 mendatang.
Sehari-hari Holy dilatih langsung oleh ayahnya, Dufri Masihor, mantan atlet nasional peraih medali emas SEA Games 1998 di Jakarta. Pada Porprov Sulsel yang digelar tahun lalu di Sinjai Holy salah satu atlet yang tak terkalahkan. Semua lawan-lawannya tumbang tidak sampai tiga ronde. Ia meraih medali emas untuk Kota Makassar. Bagi Holy, ia mengaku sudah siap fisik dan mental menghadapi lawan-lawan tangguh di kejuaraan tinju dunia nanti.