FAJAR, MAKASSAR-Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Unhas memperingati Bulan Bahasa dan Sastra yang ke-42. Peringatan ini dengan bedah buku, deklarasi penggunaan bahasa negara, dan penandatanganan kerja sama dengan pelbagai mitra. Agenda tersebut di Aula Prof Mattulada, FIB Unhas, Jumat, 28 Oktober. Diskusi dimulai pukul 08.00 WITA.
Ada dua buku yang dibedah yaitu, Quo Vadis Indonesia? karya Ishak Ngeljaratan dan Morfosintaksis Bahasa Makassar yang merupakan karya Asriani Abbas.
Ketua Panitia, Dr Ikhwan M Said mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian pelaksanaan Bulan Bahasa dan Sastra. Salah satu acara utamanya adalah bedah buku.
“Ini kegiatan yang perlu diikuti banyak pihak karena bedah buku ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan buku. Tentu saja ada harapan yg akan dicapai setelah buku tersebut dibedah, bisa menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan referensi bagi pembaca,” ujar Dosen Sastra Indonesia ini.
Buku Quo Vadis Indonesia? akan dibedah oleh Dr Inriati Lewa dan Ilham. Sementara Morfosintaksis Bahasa Makassar hadir sebagai pemateri yaitu, Dr Asriani Abbas dan Dr Kaharuddin. Acara tersebut dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas Prof Akin Duli. Hadir pula Ketua Departemen Sastra Indonesia Dr Munira Hasjim.
Salah satu pembicara Inriati Lewa mengatakan, momen perayaan Bulan Bahasa yang juga menjadi Hari Peringatan Sumpah Pemuda. “Buku Quo Vadis Indonesia?, sangat cocok kita bicarakan hari ini, akan ke mana Indonesia, akan ke mana bahasa Indonesia, dan ke mana kita akan pergi untuk menjadi Indonesia,” jelasnya. (mil/*)