English English Indonesian Indonesian
oleh

Menguak Makna Simbolis Lampion Imlek, Bertahan hingga Kini

Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Sulsel Peter Gozal menambahkan bahwa lampion itu bukan hanya untuk dekorasi saat tahun baru. Berdasarkan sejarahnya, diperkirakan bahwa tradisi di daratan China untuk memasangnya adalah warisan dari era Dinasti Han pada Abad III Masehi.

Sejarahnya juga nyaris bertepatan dengan sejarah pembuatan kertas. Pada awalnya lampion dibuat dengan bahan kulit hewan, kain, dan sebagian lagi dari kertas.

Berabad-abad kemudian, lampion yang berwarna merah mulai identik sebagai sebuah simbol tahun baru pada kalender Tionghoa pada era Dinasti Ming.
“Sebelum lilin ini terkenal, memang masyarakat Tionghoa banyak memakai lilin untuk penerangan di dalam atau di luar rumah. Penerangan sangat dibutuhkan masyarakat untuk memudahkan aktivitas,” katanya.

Agar lilin tetap menyala, masyarakat butuh pelindung atau penutup melingkar. Bahan pelindung yang dipakai waktu itu bisa berupa kertas atau kain sutra. (mum/zuk)

News Feed