English English Indonesian Indonesian
oleh

Ashabul Kahfi Raih Gelar Doktor di UIN Alauddin

Keunggulan Kiai Djamal, kata Kahfi, terletak pada kemampuan kepemimpinan. “Pak Kiai mampu memadukan model kepemimpinan paternalistik,  kharismatik, dan trasnformatif sekaligus,” tambah Ketua DPW PAN Sulsel ini.

Dengan memadukan tiga tipe kepemimpinan tersebut, kata Kahfi, Kiai Djamal mampu memimpin masa transisi di Unismuh dengan penataan Sumber Daya Manusia, Keuangan, Sarana dan Prasarana, serta penguatan Catur Dharma Perguruan Tinggi.

Kahfi menambahkan, ada beberapa pilar yang ditanamkan Kiai Djamal, antara lain spirit Pendidikan untuk semua. “Di zaman Kiai Djamal, tidak boleh ada mahasiswa Unismuh yang berhenti kuliah karena alasan biaya. Makanya, dahulu SPP yang sudah cukup terjangkau, bisa diangsur hingga empat kali,” jelas legislator senayan ini.

Pilar lain yang ditanamkan Kiai Djamal adalah integrasi agama dan ilmu pengetahuan. “Integrasi menurut Pak Kiai, semua jurusan hendaknya berorientasi dakwah. Dalam suatu pengajian di Fakultas Kedokteran, ia pernah membedakan antara ‘dokter muslim’ dan ‘dokter yang muslim,” jelas Kahfi.

Selain sukses memimpin Unismuh Makassar, KH. Djamaluddin Amien juga dikenal sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel selama tiga periode (1985-2000). Ia juga sempat menjadi Ketua DPW PAN Sulsel, meski tak pernah mencalonkan diri sebagai Caleg maupun Calon Kepala Daerah. (rls/fajar)

News Feed