Syariat yang diturunkan Allah Swt., melalui nabi dan rasul-Nya merupakan bagian dari tanda kasih-sayang Tuhan kepada umat manusia. Allah Swt., menginginkan agar manusia dapat selamat dan bahagia dunia-akhirat. Namun, terkadang umat manusia mengabaikan keinginan Tuhan tersebut. Salah satu syariat yang diturunkan Allah Swt., kepada umat manusia, agar manusia dapat hidup tenang, selamat, dan bahagiah adalah Ibadah Puasa.
Puasa datang untuk mentarbiyah, mendidik dan membina nafsu (keinginan) manusia yang dapat menjerumuskan manusia ke jalan syaitan. Puasa mengajarkan untuk merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang terkadang tidak makan seharian karena tidak ada makanan yang dapat dimakan. Pada bulan Ramadhan, Allah Swt. menganjurkan untuk banyak bersedekah kepada orang-orang dhuafa (kaum lemah) sebagai bagian dari sikap Simasei Padatta rupa tau (saling menyayangi antar sesama).
Anjuran untuk saling Simasei padatta rupa tau iye rilibbo’na rilinoe sudah diingatkan Rasulullah Muhammad Saw., bahwa, “Sayangi dan cintai pendududuk bumi Insyaa Allah penghuni langit akan merahmatimu (menyayangimu)” . lebih lengkapnya Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., sebagai berikut:
“Orang-orang yang pengasih akan dikasihani (Tuhan) yang Maha Pengasih, Maha Suci dan Maha Tinggi (Allah), sayangilah orang yang ada di muka bumi, niscaya orang yang ada di langit (para Malaikat) akan mengasihimu.”. (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan al Hakim dari Abdullah bin Umar).
Tersebarnya kasih sayang (simasei) di muka bumi ini akan melahirkan masyarakat aman, damai dan tentram. Pada bulan Ramadhan, puasa mengajarkan untuk Simasei dengan memberikan sedekah, infak, dan zakat kepada kaum dhuafa (kaum lemah fakir dan miskin). Apabila orang mampu (kaya) memperhatikan kehidupan orang lemah, maka rasa kasih sayang dan rasa hormat akan tumbuh dari hati sanubari kaum dhuafa.