Sementara Ray Suryadi Arsyad, berkisah, awalnya tidak begitu tertarik dengan dunia politik. Itu lantaran ada anggapan dari sebagian masyarakat saat itu tentang politik, yang dinilai tidak bersih.
”Meskipun saya lulusan ilmu politik, framing yang ada itu banyak yang menyatakan bahwa politik selalu berkaitan dengan hal-hal yang buruk, mempengaruhi banyak orang, termasuk saya untuk tidak ada cita-cita menuju ke sana saat itu,” kata anggota DPRD Makassar dari Fraksi Demokrat itu.
Akan tetapi, pemikirannya mulai berubah sejak tahun 2019. Sejak saat itu Ray memberanikan diri untuk terjun ke dunia politik. Dia mencalonkan diri dan terpilih pertama kali sebagai anggota DPRD Makassar pada usia 28 tahun.
“Saya tertampar dengan satu kalimat, jangan berpikir tentang apa yang bisa didapatkan dari sana, melainkan apa yang bisa kita berikan. Ini yang membuat saya berubah pikiran, dan dengan restu orang tua akhirnya memberanikan diri mencalonkan tahun 2019 dan terpilih di usia 28 tahun,” jelasnya.
Begitu juga dengan legislator Makassar terpilih dari PKB, Zulhajar. Dia menceritakan perjalanannya dari kuliah di Ilmu Politik dan menjadi akademisi selama tujuh tahun, hingga akhirnya mencoba berpindah ke ranah politik. Menurutnya, memilih menjadi politisi atau akademisi adalah dua pilihan yang berat.
“Dari semua perjalanan saya, memutuskan antara politisi dengan akademisi saat itu adalah pilihan yang berat bagi saya,” ungkapnya. (wid)