English English Indonesian Indonesian
oleh

Puasa dan Nilai Kemanusiaan Dalam Perspektif Agama-Agama

FAJAR, MAKASSAR – Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan menggelar dialog lintas agama, yang membahas mengenai perspektif puasa dan nilai kemanusiaan.

Ini dilakukan untuk menggaungkan keberagaman dalam satu bingkai yang sama. Tujuannya, memberikan edukasi dan ruang kepada masyarakat luas mengenai toleransi beragama, berbudaya, dan berinteraksi dalam ranah sosial.

Ketua FKUB Sulawesi Selatan, Prof Wahyudin Naro menegaskan, dalam hal toleransi memang perlu dilakukan dengan tepat. Swhingga, tidak ada kesenjangan yang mencuat di dalam kehidupan sosial.

”Kesetaraan dan toleransi ini kan bisa dilihat dari perspektif agama, budaya, adat istiadat, sampai pada kehidupan sosial. Namun pada intinya, kita harus mengedepankan kesamaan, bukan perbedaan,” ujarnya, Kamis, 4 April 2024.

Lebih lanjut dia mengatakan, pada dasarnya ada banyak kesamaan yang hadir di tengah masyarakat dari berbagai perspektif yang ada. Salah satunya adalah berpuasa.

Jika selama ini masyarakat menilai bahwa ibadah puasa hanya dijalani oleh umat muslim saja, ternyata keliru. Sebab, pemeluk agama lain juga menjalankan puasa sebagai bentuk ibadah mereka kepada pencipta.

Uskup Agung Makassar, Darius mengungkapkan, dalam katolik, mereka juga mengenal puasa. Bahkan, mereka menjalankan ibadah puasa lebih lama dibanding umat muslim.

”Puasa bagi umat katolik itu selama 40 hari. Tahun ini kami mulai pada 14 Februari sampai 24 Maret. Di Katolik, ini disebut aksi puasa pembangunan,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pada momen ini umat katolik diajak untuk menyisihkan uang belanja mereka, lalu dikumpulkan di keuskupan dan akan dibagikan kepada yang membutuhkan.

News Feed