English English Indonesian Indonesian
oleh

Dampak Pola Asuh Otoriter pada Perkembangan Anak

 Eka Sufartianinsih Jafar, S.Psi., M.Psi., Psikolog. (33) selaku Psikolog Klinis Anak dan Remaja berpendapat bahwa pengasuhan otoriter sering melibatkan kekerasan verbal seperti bentakan ataupun kata-kata kasar dan kekerasan fisik seperti memukul dan menyakiti anak secara fisik.

Pengasuhan ini dapat memengaruhi perkembangan emosi anak menjadi lebih rentan menjadi anak yang penakut, pemalu, kurang percaya diri, tertutup, dan sulit bergaul di lingkungan sosialnya. Dampak jangka panjang dari pola asuh authoritarian dapat menyebabkan hubungan yang kurang harmonis antara orang tua dan anak. Anak menjadi cenderung tertutup dan menunjukkan perilaku oposisi/melawan orang tua.

Solusi bagi orang tua mengenai pola pengasuhan adalah orangtua merefleksikan diri mengenai pengasuhan yang selama ini dilakukan apakah sudah sesuai dengan karakter dan usia anak. Hal yang positif dapat dipertahankan, namun jika pengasuhan tersebut berdampak negatif berarti perlu ada yang diperbaiki dalam pengasuhan dan interaksi orang tua-anak dalam keluarga. Karena beda anak bisa jadi beda pula pengasuhannya.

Perilaku anak yang bermasalah seringkali disebabkan karena pengasuhan yang kurang tepat yang diberikan oleh orang tua. Orang tua selalu merasa berkuasa atas diri anak, padahal anak juga memiliki hak dan pendapat masing-masing yang perlu untuk didengarkan dan dihargai, agar anak berkembang menjadi anak yang bahagia dan mudah untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.

Solusi untuk mengatasi pola asuh otoriter adalah dengan mendorong orang tua untuk mengembangkan pola authoritative parenting. Pendekatan otoritatif sangat sesuai dengan responsivitas yang tinggi terhadap kebutuhan dan perasaan anak.

News Feed