English English Indonesian Indonesian
oleh

Perilaku Sosial Beragama

Perilaku sosial dalam pandangan Soekanto (2000), dapat ditetapkan dengan berbagai cara seperti: 1). Diklasifikasikan sebagai rasional dan berorientasi pada suatu tujuan, 2). Dapat diklasifikasikan oleh kepercayaan secara sadar pada arti mutlak perilaku, sedemikian rupa, sehingga tidak tergantung pada suatu motif tertentu dan diukur dengan patokan-patokan tertentu seperti etika, estetika, atau agama, 3). Perilaku sosial yang diklasifikasikan sebagai sesuatu yang bersifat afektif dan emosional, yang merupakan hasil konfigurasi khusus dari perasaan pribadi, 4). Merupakan perilaku sosial yang diklasifikasikan sebagai tradisional, yang telah menjadi adat istiadat.

Perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respon antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda.

Muslimin (2016) menekankan bahwa dalam kehidupan sosial, kita senantiasa berinteraksi dengan orang lain dan akan terbentuk dengan sistem sosial di daerah tersebut. Pola hidup dan kebiasaan-kebiasaan yang telah menjadi sistem sosial di masyarakat tentunya akan berbeda dengan daerah lain, termasuk dalam perilaku beragama. Agama yang diyakini, merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali pada konsep hubungan agama dengan masyarakat, karena pengalaman keagamaan akan direfleksikan pada tindakan sosial dan individu dengan masyarakat.

News Feed