BONE, FAJAR-Bandara Arung Palakka Bone kembali menganggur. Subsidi penerbangan jadi kendala utama.
Hingga saat ini, proposal pengadaan subsidi armada pesawat ATR-72 masih belum menemui kejelasan. Padahal pengadaan telah direncanakan akan masuk pada APBD parsial 2024. Pemkab Bone berharap dukungan pemprov dan pusat.
Subsidi pesawat ATR-72 ini kemungkinan akan diambil alih provinsi dan tak jadi ditangani oleh pemkab. Ketidakjelasan pengadaan ini membuat bandara lokal itu kian mengganggur.
“Kami baca juga pemprov sementara berkoordinasi ke Kementerian Perhubungan untuk dukungan anggaran, dan bisa jadi tahun ini dilanjutkan sama Biro Kesra kembali, bukan kabupaten,” urai Staf Program Keuangan, Dinas Perhubungan Bone, Andi Faisal Fajrin, kemarin.
Tak ada yang menginginkan bandara baru milik Bone ini lama tak digunakan. Makanya, akan dipertanyakan kembali pihaknya pada pertemuan pekan depan.
“Minggu depan kami rencana koodinasi langsung ke bandara bersama dengan Biro Kesra Pemprov terkait subsidi tahun ini, nanti sekalian kami tanyakan soal ini,” sambung Faisal.
Diketahui armada ATR-72 ini sendiri merupakan pesawat penumpang regional jarak pendek bermesin twin-turboprop yang dibangun perusahaan pesawat Prancis-Italia berpenumpang 72 kursi. Armada ini merupakan pengganti dari maskapai Susi Air yang sebelumnya beroperasi di Bandara Arung Palakka.
Penggantian armada yang lebih besar ini dilakukan untuk mendukung perluasan landasan pacu bandara dari 1.050 meter menjadi 1.400 meter yang beberapa waktu lalu telah rampung dikerjakan.