English English Indonesian Indonesian
oleh

Laku Culas Kampanye dan Politik Uang Digital (Bagian Pertama dari Dua Tulisan)

Taktik Gerilya

Politik uang memunculkan kekhawatiran mendalam, khususnya dalam konteks pesta demokrasi seperti Pemilu 2024. Kita menyaksikan evolusi politik uang menuju dimensi yang lebih kompleks dan subtansial dalam era digital. Fenomena politik uang secara digital menggambarkan pergeseran paradigma politik yang makin mengandalkan teknologi informasi dan media sosial sebagai sarana utama kampanye.

Dengan flatform ini, kampanye cenderung menggunakan strategi yang meresahkan, menyusup ke dalam lingkungan digital secara tak terlihat. Taktik ini mencakup pengaruh terhadap algoritma media sosial, yang narasi-narasi politik mungkin tidak selalu sesuai dengan fakta; dapat menyebar dengan cepat dan tanpa kendali. Dengan demikian, tim kampanye dapat dengan efektif memanipulasi opini publik tanpa memunculkan tanda-tanda keberadaan mereka.

Micro-targeting sebagai bagian integral dari money politics digital, memperkuat dampak taktik gerilya itu. Melalui analisis data pengguna yang mendalam, tim kampanye mampu mengidentifikasi kelompok pemilih tertentu dan menyusun pesan-pesan yang dirancang khusus untuk memengaruhi mereka. Dengan memanfaatkan teknologi, kampanye dapat merinci pesan yang disesuaikan secara presisi, menciptakan dampak yang signifikan pada opini publik.

Hal ini menciptakan tantangan baru dalam membedakan antara kampanye yang jujur dan manipulatif. Penggunaan kriptokurensi memungkinkan kandidat atau tim kampanye untuk menghindari jejak audit dan menggerakkan dana dengan cara yang sulit diawasi. Inovasi ini menciptakan lapisan ketidaktransparanan dalam pergerakan keuangan politik, menimbulkan risiko penyalahgunaan dana dan menghindari tanggung jawab.

News Feed