Begitupun air yang menghjidupi kita, yang bisa kita peroleh secara gratis tiba-tiba menjadi sangat berharga ketika dikemas menjadi gaya hidup. Allah Swt menyadarkan kita tentang pentingnya menghargai hidup, lewat waktu yang kita lewati.
Dari waktu itu, banyak yang sudah kita lakukan dari kebaikan dan kemanfaatan, pun juga kesalahan dan khilaf selalu menyertainya. Berharap Allah Swt berkenan membalasnya dari kreativitas kebaikan itu. Sedang dari kesalahan dan kekurangan, kita berharap Allah Swt berkenan memaafkan dan selanjutnya menyempurnakan untuk tahun ini dan tahun-tahun mendatang yang lebih baik.
Dalam konteks Al-Qur’an, pergantian waktu, baik hari, pekan, bulan, maupun tahun merupakan sunatullah. “Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal “. (QS. Ali Imran: 190).
Pergantian waktu memiliki makna dan filosofi agung, tidak sekadar berpindah atau berganti tahun. Dalam pergantian waktu ada pergiliran keadaan kehidupan. Dalam hadis, Nabi mengingatkan bahwa, “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu (merugi) di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang,” (HR Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Ada orang yang sehat, namun seperti tidak punya waktu untuk persiapan akhirat karena terlalu sibuk dengan kehidupan dunia. Oleh karena itu, apabila diberikan nikmat sehat dan waktu luang, perbanyaklah ketaatan kepada Allah Swt. Sebab, masa sehat akan disusul sakit, dan waktu luang akan disusul kesibukan.