English English Indonesian Indonesian
oleh

Sastra Daerah Unhas Lakukan Pengabdian Masyarakat di Selayar

“Namun nilai-nilai budaya kita jangan sampai kemudian tergerus dan hilang karena modernitas dan penggunaan teknologi itu sendiri,” ungkapnya.

Pammuda selaku sekretaris departemen sastra daerah memberikan cara enteng menulis lontarak dengan melalui PC atau Laptop dengan terlebih dahulu mengunduh font lontarak.

Sesi ini terlihat lebih antusias karena banyak dari siswa dan bahkan guru baru melihat dan mereka terlibat secara lansung mencoba mengetik huruf lontarak. “Salah satu siswa merasa sangat senang dan mengatakan dengan belajar seperti ini akan membuat kita lebih asyik mengikuti pelajaran, kita bisa menginstal di gawai kita dan tiap saat bisa belajar,” ungkapnya.

Dr. Firman Saleh, M.Hum selaku ketua panitia dan moderator memandu acara bina desa ini dalam sesi tanya jawab. Banyak siswa bertanya tentang bagaimana mereka mengatasi rasa minder bila berbahasa daerah di tempat umum, bagaimana tetap menjaga nilai-nilai budaya kita dalam era modernitas ini dan apa yang menarik dipublikasikan bila ingin membuat konten di media sosial terkai kabupaten selayar ini.

Sedangkan guru-guru hanya meminta trik dan trip dalam mengajarkan bahasa, budaya dan huruk lontarak di kelas, soalnya di SMK 5 tidak ada guru khusus yang mengajarkan budaya dan bahasa daerah lokal.

“Di sini kita tidak ada guru yang S1-nya dari jurusan sastra daerah jadi kami agak kewalahan mengajarkan tapi harus diajarkan karena kelas wajib sesuai aturan gubernur,” ujarnya.

Dr. M. Dalyan Tahir menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memaparkan bahwa yang terpenting kita selalu lakukan adalah bahwa hal yang kita lakukan bukan sebuah pelanggaran hukum atau pun pelanggaran adat, berbahasa daerah adalah kebanggaan kita, bahasa daerah adalah kekayaan kita.

News Feed