FAJAR, SUNGGUMINASA-Event Beautiful Malino yang merupakan salah satu program kegiatan prioritas Pemerintah Kabupaten Gowa, tak lama lagi bakal di gelar. Mulai Jumat-Minggu, 14-16 Juli mendatang.
Mengusung konsep Happines, event ini diharaokan mampu menghasilkan pendapatan diangka Rp7 Milyar. Pasalnya
menyajikan beberapa jenis kegiatan.
Ada music and art fest dengan berbagai bintang tamu, lari lintas alam, culinary, mountain bike, fashion carnaval, summer camp dan Malino trail adventure.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, Andi Tenriwati Tahri mengatakan Event ini memakai anggaran diatas 1 Milyar. Kendati demikian, ditargetkan pendapatannya mencapai 7 milyar.
“Kami analogikan setiap orang yang datang membelanjakan uangnya sekitar Rp100 ribu per orang,” tuturnya.
Andi Tenri menyebut, selama tiga tahun pelaksanaannya yakni 2017, 2018, dan 2019, event Beautiful Malino ini menunjukkan eksistensinya. Terbukti dengan jumlah kunjungan wisatawan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
“Dari pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya, pada tahun 2017 sebanyak 12 ribu wisatawan. Lalu 2018 sebanyak 16 ribu wisatawan dan di tahun 2019 naik hingga 19 ribu wisatawan,” sebutnya.
Dengan capaian itu, di tahun 2023 ini Pemkab Gowa menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 70 ribu orang, baik wisatawan lokal hingga nasional.
“Jika melihat antusias masyarakat saat ini, kita harapkan jumlah wisatawan yang datang ke Gowa sebanyak 70 ribu orang. Apalagi ada banyak jenis kegiatan,” katanya.
Sementara untuk penginapan, mereka yang tak ingin camping bisa menginap di homestay. Tercatat sekitar 160-an homestay, termasuk villa dan hotel yang telah beroperasi di Malino.
“Terakhir informasinya kalau sudah susah sekali dapat penginapan saat ini atau full booking terutama homestay, karena memang sudah jauh-jauh hari mereka mempersiapkan,” tuturnya.
Perwakilan Event Organizer Slemmersindo, Muh Subhan mengatakan tahun ini yang membuat BM berbeda karena disiapkan shuttle bus. Sehingga ini membuat tingkat kemacetan menjadi rendah.
“Jadi ada beberapa titik yang telah diatur untuk menyimpan kendaraan pengunjung. Kemudian pengunjung bisa berjalan kaki atau naik shuttle bus yang disiapkan secara gratis menuju titik pusat penyelenggaraan BM di hutan pinus,” tuturnya.(wis)