English English Indonesian Indonesian
oleh

Kurangnya Rasa Aman di Makassar

Keamanan itu penting. Peran pemerintah yang perlu menjaminnya, terutama di kota metropolitan.    

Sudah menjadi hal lumrah bagi masyarakat Kota Makassar menyaksikan kekerasan, seperti tawuran, bentrok antargolongan, dan pembusuran. Tetapi, hal itu menimbulkan rasa tidak aman bagi masyarakat. Terutama bagi pengguna jalanan.

Terbaru, kelompok geng motor sebanyak 21 orang menyerang sebuah rumah di Jalan Barombong, Tamalate, Jumat, 5 Mei. Para anggota geng membawa beberapa senjata, seperti busur, ketapel, panah besi, dan bambu. Walaupun telah dilaporkan, polisi belum berhasil meringkus mereka.

Enam bulan terakhir 2022, terdapat 14 kasus pembusuran, salah satunya pada Senin, 20 Juni. Pembusuran oleh orang tidak dikenal terhadap pengantar jenazah di Jl Perintis Kemerdekaan. Bukan sekadar membusur, pelaku juga megeroyok, dan merampas barang korban.

Tingginya angka kriminalitas di Kota Makassar bisa saja menyebabkan rasa tidak aman terhadap masyarakat. Rasa tidak aman itu akan muncul kapan pun dan di mana pun. Setiap beraktivitas, masyarakat harus meningkatkan rasa waspada untuk menghindari tindak kejahatan.

Bahkan dari kasus geng motor yang menyerang sebuah rumah, masyarakat akan merasa tidak aman walaupun berada di dalam rumahnya sendiri. Mereka beranggapan, tindakan kriminal tidak bisa lagi dihindari.

Tentu dalam hal ini pemerintah harus bertindak cepat dan tepat untuk meminimalisasi kriminalitas dan korban dari masyarakat. Dari pihak kepolisian, mereka harus tegas dalam menangani suatu kasus kriminal, menuntaskan kasus yang ada, dan memberikan efek jera terhadap pelaku.

News Feed