“Mahasiswa di sana antusias belajar lagu Indo Logo dan mencoba mempraktikkan melodinya. Orang sana merasa bahwa bahasa Bugis adalah bahasa yang unik dipendengaran, menarik,” lanjut Pria berdarah Bugis ini.
Sebagai dosen dengan pendidikan terakhir S3 di Universitas Indonesia, dirinya medorong mahasiwanya untuk bisa bermain kecapi. “Kalian boleh ahli bermian gitar klasik, piano klasik. Saya juga pemain gitar klasik, piano klasik, bass, band, dan macam-macam. Tapi, saya tidak pernah diundang ke luar negeri karena itu, begitu dengan kecapi karena unik, langka, orang-orang tertarik bisa menghadirkan saya di sana. Saya sendiri pernah main kecapi di Hong Kong, Malaysia, Sigapura,” tutupnya dengan senyuman khas. (*)
Fitriani
Penulis adalah mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Makassar (UNM) yang sedang magang di FAJAR. Tulisan ini untuk memenuhi tugas membuat “FEATURE”.