English English Indonesian Indonesian
oleh

Gorden & Atap

Biasanya salah satu ritual yang dilakukan oleh para ibu atau penghuni rumah lainnya menjelang lebaran adalah mengganti gorden yang terpasang dengan gorden reserep, atau mengganti gorden lama dengan gorden yang baru. Tapi ternyata gorden tidak hanya mau diganti menjelang lebaran, tapi justru setelah lebaran, seperti yang terjadi dengan proyek gorden heboh bagi rumah dinas anggota DPR. Maksud hati mengganti gorden, apa daya proyek gorden menuai kritik, dan akhirnya dibatalkan.

Proyek gorden rumah dinas ini sebenarnya telah bocor ke publik di penghujung bulan Maret 2022 jelang bulan Ramadan. Urgensi pengadaan gorden adalah karena gorden yang ada sudah lama tidak diganti. Jikapun itu benar, publik tetap mempertanyakannya karena dana yang dianggarkan melalui APBN 2022 untuk itu jumlahnya cukup fantastis, yakni Rp48,7 M, dengan rincian 90 jutaan per rumah untuk 505 rumah. Gorden seharga 90 jutaan per rumah memang fantastis, tak terbayangkan betapa mewahnya gorden tersebut. Setelah melalui proses lelang, anggaran proyek gorden turun menjadi 43,5 M.

Kritikan tidak saja datang dari sesama anggota DPR (misalnya dari fraksi P3, PAN, Demokrat, PDIP, dll.), yang menganggap proyek ini tidak bermanfaat, tidak cocok dengan kondisi pandemi yang meskipun telah mereda, masih belum usai dan negara memerlukan efisiensi ketimbang pemborosan. Tapi kritikan juga datang dari masyarakat sipil, seperti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), yang menganggap bahwa lelang proyek gorden ini janggal karena pemenang tender adalah yang memberikan penawaran tertinggi. Padahal, dalam lelang seperti ini justru perusahaan yang memberikan penawaran terendah yang memenangkan tender. Tidak mengherankan jika ini menimbulkan pertanyaan besar.

News Feed