Sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita yang menikah dan memiliki anak dinilai tidak seproduktif seperti saat mereka masih melajang. Pikiran mereka akan terbagi antara pekerjaan dan anak, waktu yang dihabiskan tidak akan sepenuhnya untuk pekerjaan. Mereka tidak akan bebas lagi berkumpul dengan rekan kerja setelah jam kerja berakhir dan harus mulai menyisihkan pendapatan untuk segala keperluan anak. Han Gi-jun yang mengetahui istrinya uring-uringan karena hal tersebut pun mencoba menenangkan dan mencari jalan keluar.
Meski segala sesuatu memiliki risiko, segala sesuatu juga punya solusi. Atas kegalauan yang dirasakan oleh istrinya, Han Gi-jun sadar bahwa sikap pertama yang perlu ia tunjukkan ada suportivitas. Apapun keputusan yang hendak dipilih Chae Yoo-jin harus didukung penuh oleh suaminya. Maka setelah hal tersebut didapat, hal-hal lainnya akan terasa lebih mudah untuk dihadapi. Hal ini sepatutnya menjadi pengingat bagi siapapun bahwa setiap keputusan mengandung komitmen dan tanggung jawab. (*)
Kusuma Wardani, Sibuk menulis dan bekerja sebagai pegawai kantoran.