English English Indonesian Indonesian
oleh

SEO-Algoritma, Dua Incaran Media Masa Kini

Yaitu, tidak melakukan konfirmasi, judul yang menghakimi, judul click bait, melanggar prinsip satu sumber bukan sumber, dan seterunya.

“Semua kalau mau ditarik ke atas sanggahannya, ya, kita, kan, mau berlomba-lomba dengan kecepatan, tidak sempat melakukan konfirmasi, dan itulah yang selalu diketengahkan,” kata dia.

Dia mengingatkan, mula-mula untuk mengatasi hirk-pikuk saat ini pertama-tama adalah mengingat hakikat jurnalisme. Yang mana, jurnalisme adalah sebuah iktiar untuk mencari dan menemukan fakta. Dengan tujuan untuk membangun trust atau rasa saling percaya di dalam masyarakat.

“Jadi urutannya adalah fact, truth, and trust. Urutan itu menurut saya penting dan membuat peran pers saat ini jadi sangat relevan di tengah hiruk pikuknya pemberitaan oleh media, media sosial atau mereka yang mengerjakan jurnaslisme padahal bukan. Karena tidak ada upaya mencari fakta,” kata Arif.

Selain Arif Zulkifli, workshop yang dipandu oleh Majelis Etik AJI Batam, Muhammad Nur tersebut juga diisi oleh Aulia Rizal, Direktur LBH Pers Padang.

UKJ Daring

Sebanyak 18 jurnalis berbagai jenjang menjadi peserta.

UKJ kali ini merupakan hasil kerja sama AJI Indonesia dengan Kedutaan Besar Australia.

Sebelum UKJ, peserta telah mengikuti workshop bertema Etik dan Profesionalisme Jurnalis, Jumat (11/2/2022).

Ketua AJI Indonesia Sasmito Madrim, mengatakan, persoalan etik dan profesionalisme adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari kerja-kerja jurnalistik. Dua hal itu yang menjaga jurnalis agar tidak terjerumus atau terjebak dalam malapraktik.

News Feed