Adapun pupuk NPK pada Januari, sebanyak 80 persen terserap dengan alokasi Januari 29.778 ton. Uvan menekankan, kedua jenis pupuk subsidi ini sangat dibutuhkan petani untuk meningkatkan produktivitas. Pupuk urea berfungsi memperbaiki pertumbuhan tanaman, sedangkan NPK menguatkan tanaman agar lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Pemerintah juga berupaya mempercepat distribusi pupuk ke petani. Salah satu kebijakan baru adalah memungkinkan petani menebus pupuk subsidi hanya dengan membawa KTP.
“Sebelumnya petani harus melewati verifikasi yang lama. Distribusi juga melibatkan banyak jalur, dari produsen, distributor, hingga pengecer. Sekarang, dengan membawa KTP, petani bisa langsung menebus pupuk di pengecer yang sudah memiliki data mereka,” urainya.
Selain itu, pemerintah terus mengoptimalkan lahan pertanian agar produksi tetap meningkat. Indeks Pertanaman (IP) juga ditingkatkan melalui optimalisasi lahan sawah tadah hujan dan irigasi.
Pemprov Sulsel juga memastikan ketersediaan pupuk bagi petani di Sulsel guna mencapai target swasembada pangan. Bersama Kementerian Pertanian dan Pupuk Indonesia, distribusi pupuk dipercepat untuk mencegah keterlambatan.
Tepat Sasaran, Tepat Waktu
Pupuk bersubsidi sudah bisa ditebus langsung mulai 1 Januari 2025. Tercatat hingga 3 Januari, telah terjadi penebusan sebesar 9.191 ribu ton, terdiri dari pupuk urea 5.646 ribu ton, NPK 3.491 ribu ton, NPK Formula Khusus 16 ton, dan pupuk organik 36 ton. Petani bisa menebus pupuk bersubsidi melalui iPubers, ataupun menggunakan Kartu Tani di kios-kios yang tersebar di seluruh Indonesia.
