Yang tak kalah penting, Danny-Azhar menyadari betul ketimpangan pembangunan di Sulawesi Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Ketimpangan itu, sesungguhnya menjadi penghambat kemajuan antar-daerah, sehingga dalam konsepsinya, Danny-Azhar akan membangun Sulsel secara serentak di setidaknya 9 wilayah yang meliputi seluruh daerah di Sulawesi Selatan. Tak boleh lagi ada daerah yang dianaktirikan oleh Pemerintah Provinsi.
Di sinilah sesungguhnya peran strategsi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan. Sebagai kepala daerah di tingkat Provinsi, mereka mengkoordinasikan 24 Bupati/Walikota yang mengelola sekitar 35-40 triliun APBD. Sehingga secara kumulatif, di Sulsel terjadi perputaran dana pemerintah sekitar 50 triliun setiap tahun. Ini adalah angka yang jumlahnya tidak kecil yang seharusnya bisa mengatasi jerat kemiskinan rakyat.
Jika ditakdirkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Danny-Azhar dengan pengalaman birokrasi dan politiknya selama ini, diyakini akan melakukan lompatan pembangunan yang sepertinya jauh berbeda dari sebelum-sebelumnya.
Visi yang tegas dan jelas, didukung dengan konsepsi misi yang lugas dan prospektif, tentu menjadi modal berharga bagi Danny-Azhar untuk membawa harapan bagi perubahan nasib masyarakat Sulawesi Selatan secara keseluruhan.
Desa dan Government Off-Taker
Satu hal yang patut diacungi jempol adalah, komitmen Danny-Azhar untuk membeli langsung produk petani dan nelayan (Government Off -Taker). Melalui skema bisnis perusahaan daerah milik pemerintah, petani dan nelayan akan mendapatkan jaminan harga jual produk secara layak.