“Sebagai brand, bukan hanya halal saja yang dibutuhkan, namun value universal yang berkaitan dengan value halal, seperti halnya kualitas brand untuk tetap halal pasti berkaitan dengan value universal. Orang-orang menginginkan kualitas yang baik, melalui proses yang benar, ” ucapnya.
Vice President Bank Muamalat Indonesia, Marissa menjabarkan dari segi perbankan, yang terjadi di Bank Muamalat Indonesia mengenai perluasan pasar bagi industri halal.
“Sebagai profesional di perbankan syariah, kita melihat nasabah muslim sebetulnya kebutuhan mereka kembali pada rukun Islam. Syahadat, Sholat, Puasa, Zakat, Haji,” ucapnya.
Kemudian bagaimana bisa mengcover kebutuhan ini. Mulai dari sholat, menyediakan pengingat sholat dalam aplikasi.
Kebutuhan sedekah dan zakat, kita menawarkan produk yang memudahkan nasabah berinfaq, waqaf, dan banyak kerjasama dengan ZIS di Indonesia.
“Ketika sudah bulan puasa, kita menawarkan produk dan program yang relevan sesuai dengan kebutuhan terutama Idul Fitri,” jabarnya.
Tak lupa juga ibadah Haji dan Umroh, banyak orang yang masih menunggu waktu haji dan mereka bisa ditawarkan dengan ibadah Umroh. Dengan adanya sosial media, sosialisasi ibadah Umroh sangat masif, sehingga terjadi permintaan yang sangat besar untuk Umroh.
“Di sini kita masukkan kerjasama dengan travel, menawarkan benefit kepada nasabah,” imbuhnya.
Adapun narasumber terakhir, COO Markplus Institute, Ardhi mengungkapkan untuk menjangkau segmen lebih luas, dapat menggunakan cara product management dengan memberikan nilai kepada calon konsumen seperti mempertimbangkan apa yang diberikan dan apa yang didapatkan.