FAJAR, PARIS–Kemenangan 46 detik petinju Aljazair Imane Khelif di Olimpiade Paris pada hari Kamis memicu perdebatan sengit mengenai aturan kelayakan gender.
Petinju Italia Angela Carini mundur karena cedera dan mengabaikan upaya Khelif untuk menjabat tangannya, sebelum jatuh berlutut dan menangis di tengah ring.
Khelif melaju ke perempat final kategori 66kg putri setelah melepaskan dua pukulan kuat ke wajah Carini yang celana pendeknya berlumuran darah dan tidak mampu melanjutkan karena hidungnya terluka parah.
“Hidung saya mulai meneteskan (darah) sejak pukulan pertama,” kata Carini yang tertekan, yang juga menangis saat berbicara dengan wartawan dikutip dari Digital Journal.
Petinju berusia 25 tahun itu terisak. “Saya sangat sering bertarung di tim nasional. Saya berlatih dengan saudara laki-laki saya. Saya selalu bertarung melawan laki-laki, tapi saya merasakan terlalu banyak kesakitan hari ini,” jelasnya.
Khelif dan petinju Taiwan Lin Yu-ting, yang bertarung pada hari Jumat dengan berat 57kg, didiskualifikasi dari kejuaraan dunia 2023 di New Delhi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) tetapi dianggap memenuhi syarat untuk bertinju di kompetisi tinju putri di Paris.
Kedua petinju tersebut juga pernah berkompetisi di Olimpiade Tokyo tiga tahun lalu.
IBA, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, mengatakan Lin dan Khelif didiskualifikasi dari kejuaraan dunia sebagai akibat dari kegagalan mereka memenuhi kriteria kelayakan untuk berpartisipasi dalam kompetisi putri.