Peresmian buku di acara Waterfront Festival F8 Makassar ini menjadi awal rangkaian tur
buku (book tour) “Kiri Depan, Daeng! Arsip Pengetahuan Mobilitas Warga”.
Tidak sekadar mengenalkan, book tour ini akan dikemas dengan diskusi publik perihal mobilitas rendah karbon dan inklusif di Kota Makassar dan diselenggarakan secara kolaboratif bersama
pemerintah, universitas, media, dan komunitas.
Urban Development Senior Lead WRI Indonesia, Dimas Nu’man Fadhil, yang juga merupakan pimpinan Konsorsium II Program Kota Masa Depan UK PACT secara terpisah menyampaikan kepercaya atas kerja-kerja tim yang berfokus pada dukungan dan pendampingan teknis serta kebijakan untuk Pemerintah Kota Makassar perlu ditunjang dengan gagasan-gagasan warga sebagai pemilik pengetahuan dan pengalaman yang valid akan transportasi publik.
Hal ini tidak akan lepas dari cita-cita untuk mencapai visi mobilitas rendah karbon dan inklusif bersama-sama. Bukan hanya gagasan yang sudah terangkum dalam buku, Dimas menambahkan, gagasan-gagasan warga juga terus dikumpulkan ke depannya melalui forum multipihak “Tudang Sipulung”.
“Tudang Sipulung ini kami kemas dengan kegiatan-kegiatan menarik dan relevan dengan kepentingan warga. Tudang Sipulung selanjutnya akan dirangkai dalam bentuk book tour ‘Kiri Depan Daeng!’ untuk terus mengaktifkan gagasan pentingnya mobilitas rendah karbon dan inklusif yang selama ini warga butuhkan,” ujar Dimas.
Hadir dalam kesempatan yang sama, ketua Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia (PerDIK), Syarif Ramadhan, juga menuturkan harapannya akan transportasi publik Kota Makassar yang inklusif.
“Tantangan mobilitas di Kota Makassar tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menciptakan sistem transportasi yang inklusif untuk semua kalangan, termasuk difabel,” katanya.
Tidak hanya membahas soal akses fisik, mobilitas yang inklusif juga harus mempertimbangkan akses informasi dan komunikasi yang ramah bagi semua.
“Melalui book tour ini, saya berharap kita bisa menggugah kesadaran publik dan para pemangku kepentingan untuk terus berinovasi dan berkolaborasi, kita terus mendorong aksi nyata untuk menjadikan Makassar kota yang benar-benar inklusif, demi terciptanya transportasi publik yang ramah, mudah
diakses oleh semua warga termasuk teman-teman difabel, ” tuturnya.