Kata dia Husnia Talenrang menjadi figur yang ideal mendampingi Karaeng Kio, karena figur ini justru menguasai daerah dataran rendah. “Tentu jika dipasangkan, pasangan ini sangat klop dalam konteks geografi politik,” katanya.
Ali mengakui, meskipun dalam konteks ketika dia menjabat wakil bupati, dia tidak memiliki banyak peran. Sebab selama ini hanya sebagai sosok pengganti ataupun pelengkap kehadiran bupati. Tapi dalam konteks elektoral berperan, karena nama dan figur mereka sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan memperluas jangkauan politik bupati.
“Daerah yang tidak bisa disentuh bupati biasanya akan sangat mendukung untuk menjagkau itu. Jadi sudah cukup dikenal masyarakat,” terangnya.
Sementara Karaeng Kio mengatakan bahwa dia maju mencalonkan diri karena dua hal. Pertama karena dirinya sudah dua periode menjadi Wakil Bupati Gowa sehingga saatnya tampil memimpin sebagai bupati. Hal kedua adalah ingin menyempurnakan program pembangunan yang telah berjalan.
“Saya sudah dua periode jadi wakil bupati dan agar program pembangunan yang ada bisa dilanjutkan. Selain itu baru kali ini ada calon bupati dari dataran tinggi,” ucapnya.
Sementara Wakil Bupati Torut Frederik Victor Palimbong, menekankan bahwa ikhtiar untuk maju menjadi calon bupati pada Pilkada Torut dalam kondisi apapun. Sebab kata dia, saat ini, dia sebagai wakil bupati dan bupati petahana sama-sama berproses untuk menjadi bakal calon kepala daerah.
“Jadi ini sulit ketemu ini kalau kita sudah saling berproses bersama-sama menjadi bakal calon kepala daerah, dan nanti kalau sudah ditetapkan baru kemudian berkompetisi,” tegasnya.