BONE, FAJAR-Masalah lahan puso alias gagal panen di Bone masih cukup serius. Pada periode El Nino 2023, setidaknya 8.710 hektare lahan puso akibat kekeringan.
Masih cukup banyak lahan yang masuk sebagai kawasan tadah hujan, alias tak memiliki akses irigasi ke sumber air. Totalnya 35.610 hektare dari luas baku sawah (LBS) 119.278 hektare. Area ini perlu disokong dengan sistem pompanisasi.
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) telah meneruskan bantuan pompa yang dari pemerintah pusat kepada petani di Bone. Total 603 pompa diberikan bertahap selama enam tahun terakhir.
Terbaru 300 unit diberikan langsung oleh Presiden dan Menteri Pertanian pada Kamis, 4 Juli.
“Jadi seluruh lingkup pemerintahan dan masyarakat merasa bersyukur kepada bapak Presiden dan Menteri Pertanian,” terang Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Bone, Andi Asman Sulaiman, Jumat, 5 Juli.
Selain meningkatkan resistensi terhadap dampak El Nino yang diperkirakan akan kembali terjadi pada 2024, ada harapan pompa ini juga bisa meningkatkan panen hingga tiga kali lipat dalam setahun.
Saat ini panen untuk kawasan tadah hujan umumnya hanya panen sekali dalam setahun. Bantuan ini setidaknya dikalkulasi akan menggenjot produksi hingga sekitar 32.500 ton, atau akan terjadi peningkatan produksi dari LBS saat ini yang mencapai 847.495 ton (2023) menjadi 879.995 ton.
“Atau ini bisa naik sekitar 3,83 persen dari tahun sebelumnya,” terang Asman.
Sementara itu, Kabid Tanam Pangan, DTPHP Bone, Abd Rauf mengatakan kekeringan ini menjadi ancaman. Apalagi jika berkaca pada 2023 menjadi kekeringan terparah yang melanda Bone.