FAJAR, MAKASSAR— Lembaga internal maupun eksternal kampus mulai membuka kembali rekruitmen keanggotaan baru, sebagai regenerasi untuk keberlanjutan SDM organisasi. Salah satu tantangannya adalah, minimnya minat mahasiswa untuk berorganisasi.
Saat ini, organisasi mahasiswa dipandang kurang seksi lagi bagi sebagian besar mahasiswa baru. Tak sedikit dari mereka yang hanya memilih fokus untuk kuliah saja. Selain itu, minim kegiatan atau gebrakan baru yang dilakukan lembaga kemahasiswaan, yang bisa menjadi daya tarik.
Penurunan minat mahasiswa untuk berorganisasi dari tahun ke tahun membuat lembaga mahasiswa pun terancam krisis kader. Padahal, dalam berorganisasi mahasiswa bisa mengasah skill dan mengembangkan kapasitas lainnya yang tidak didapat di bangku kuliah.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Muhammad Adam Rifqi pun tidak menampik kondisi itu. Ia menuturkan, sebagian ada (mahasiswa) yang ketika diajak berorganisasi, menganggap jika itu bisa mengganggu fokus perkuliahan mereka.
“Ada yang bilang kalau orang tuanya lebih menyuruh mereka mengejar akademik. Ada juga yang bilang kebanyakan organisasi mahasiswa itu memiliki sistem yang terlalu ribet,” ucapnya.
Adam mengakui juga kadang ada satu lingkaran pertemanan, ketika satu orang yang tidak mau berorganisasi maka yang lainnya juga ikut-ikutan. “Kalau di BEM FH UMI saat ini kadernya ada sedikit penurunan, dulunya banyak perempuan saat ini didominasi laki-laki,” ungkapnya.