Oleh: Muhammad Raihan Maulana Rasyid*
Anak tak asal asuh. Butuh kecakapan fisik dan mental dalam mejalankan pengasuhan.
Kadang, orang tua menerapkan pengasuhan ekstrem. Misalnya, pola otoriter yang melibatkan aturan penerapan disiplin yang ketat. Orang tua menerapkan pendidikan otoriter cenderung menggunakan hukuman fisik atau pengurangan hak-hak dalam menghukum anak-anak mereka saat mereka melanggar aturan.
Mereka seringkali tidak memberikan penjelasan atau alasan yang masuk akal untuk aturan-aturan mereka, dan kerap tidak membuka ruang untuk diskusi atau pemikiran kritis terhadap anak-anak mereka. Ini dapat menyebabkan anak-anak merasa terkekang, tidak memiliki kepercayaan diri, dan cenderung tunduk tanpa pertimbangan.
Seperti teori yang dipaparkan oleh Santrock, (2007:15), authoritarian adalah gaya pengasuhan yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak anak untuk mengikuti petunjuk yang diberikan dan menghormati pekerjaan dan usaha-usaha yang telah dilakukan orang tua. Menetapkan batasan-batasan dan kendali yang tegas dan kurang memberikan peluang kepada anak untuk berdialog secara verbal, sehingga orang tua yang authoritarian memegang kendali penuh dalam mengontrol anak-anaknya.
Pola asuh otoriter ditandai oleh beberapa sifat dan sikap yang khas. Orang tua yang menerapkan pendekatan ini cenderung sangat mengontrol dan membatasi kebebasan anak-anak mereka. Mereka sering kali menetapkan aturan yang ketat dan tidak fleksibel, serta menuntut ketaatan yang mutlak dari anak-anak mereka tanpa memberikan ruang untuk negosiasi atau diskusi.