Abdul Aziz Muslimin
Dosen DPK UIN pada Universitas Muhammadiyah Makassar
Beragama adalah sebuah keyakinan dan merupakan tuntunan manusia dalam menjalani fitrah sebagai manusia, maka seseorang beragama dengan konstruksi sosial yang dipahaminya. Agama bukan hanya sebagai suatu hal yang bersifat doktrinal-ideologis dan bersifat abstrak, tetapi muncul dalam bentuk realitas material, identitas keagamaan bahkan lebih mudah dipahami ketika dimaterialisasi melalui cara berpikir, cara bertindak dan berperilaku sosial.
Setiap orang mempunyai kebebasan memeluk suatu agama dan menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan yang diyakininya. Dadang Kahmad (2006:119) menegaskan bahwa agama-agama lahir pada babak sejarah pra modern, sebelum masyarakat dan dunia diwarnai perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi. Peter L Berger melukiskan agama sebagai suatu kebutuhan dasar manusia, karena agama merupakan sarana untuk membela diri terhadap segala kekacauan yang mengancam hidup manusia. Bahkan Malinowski menyatakan “tidak ada bangsa, bagaimanapun primitifnya yang tidak memiliki agama dan magic”. Agama dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh suatu masyarakat untuk menangani masalah penting yang tidak dapat dipecahkan.
Pendekatan sosio kultural sebagai model dalam menyebarkan Islam di Indonesia, sehingga secara umum bisa diterima di kalangan masyarakat tradisional. Pola dakwah Islam oleh ulama terdahulu senantiasa mengedepankan pendekatan kultural, apalagi masyarakat yang masih primitif ataupun terbelakang. Fenomena sosial kehidupan beragama di Indonesia menjadi menarik seiring dengan luasnya wilayah Indonesia dengan beragam suku budaya dan hal ini berimplikasi pada keragaman pemikiran dalam memahami perbedaan yang terjadi di masyarakat. Kebudayaan sebagai sebuah produk masyarakat tentunya menjadikan kekhasan sebuah wilayah, apalagi disentuhkan dengan perilaku hidup beragama dan menarik sehingga menjadi ciri khas Islam ke-Indonesia-an.
