Khusus terkait penyaluran KUR di Sulsel sejumlah Rp15,41 triliun, disalurkan ke 298.876 debitur. Pembagiannya, KUR dengan skema mikro mencapai share 77,47% dengan nominal sebesar Rp11,93 triliun, disusul KUR skema kecil (20,76%) dan supermikro (1,77%).
Penyaluran KUR tertinggi ke sektor pertanian, mencapai 42,37%, kemudian perdagangan 35,97%, dan jasa kemasyarakatan 8,07%. Penyaluran KUR tersebar di 24 Kabupaten/Kota, tertinggi di 3 daerah, Kota Makassar, Rp1,69 Triliun (11,00%), Bone, Rp1,53 Triliun (9,97%), dan Wajo Rp1,01 triliun (6,60%). Sedang terkecil di Selayar, Rp108,94 miliar (0,71%).
Meningkatnya share kredit kecil ke sektor UMKM, rata-rata 39 persen di Sulsel merupakan prestasi baik secara kuantitatif dibanding kinerja penyaluran kredit kecil sektor perbankan secara nasional, baru dikisaran 20%. Ini merupakan hasil dari sinergi dan kolaborasi antara para pihak terkait, Pemda, sektor perbankan, serta pelaku UMKM, dikoordinir OJK Regional 6 Sulampua.
Berbagai program untuk meningkatkan akses keuangan kredit kecil dilakukan melalui beberapa program secara terencana dan berkelanjutan dengan pelibatan para pihak terkait. Utamanya, Program Fasilitasi Akses Keuangan sektor UMKM melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Prov. Sulsel.
TPAKD mengemban tiga amanat, 1. Mendorong pembiayaan model klaster dalam satu ekosistem pembiayaan (Program Klasterisasi UMKM). 2. Memberikan pendampingan bagi UMKM berorientasi ekspor, agar UMKM Berdaya Saing, Maju, dan go Internasional (program BAJI’NA). 3. Mendorong akses keuangan UMKM untuk mengurangi ketergantungannya pada rentenir/ijon melalui program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir atau Program Hapus Ikatan Rentenis di Sulsel (program PHINISI).