English English Indonesian Indonesian
oleh

Menegakkan Kedaulatan Lingkungan Hidup

Oleh M Asri Arief
Alumni PSL & Pemerhati Lingkungan Hidup

Bangsa Indonesia mendambakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta pembangunan sosial ekonomi ke arah kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Kebijakan pembangunan masyarakat Indonesia tersebut, menuntut penegakan kehidupan yang berimbang antara manusia dengan alam atau lingkungan hidup sebagai konsekuensi dari keragaman sumber daya alam serta keseimbangan ekosistem.

Pada tataran kebudayaan manusia, terdapat tiga tingkatan hubungan antara manusia dengan alam. Hubungan yang pertama adalah manusia tunduk kepada alam, menganggap alam dan lingkungan hidup sebagai sesuatu yang kejam dan hanya menimbulkan berbagai bencana terhadap kehidupan manusia. Kedua, manusia menyelaraskan diri dengan alam. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, berbagai perilaku sehubungan dengan gejala perubahan alam sudah dapat diprediksi oleh manusia. Ketiga adalah manusia menguasai alam, sebuah pandangan yang muncul ketika manusia ”berhasil” mengenal sifat-sifat alam serta mampu memperoleh manfaat besar dari alam.

Konsep Kedaulatan
Konsep kekuasaan tertinggi yang lazim disebut kedaulatan (sovereignty), pada umumnya dikaitkan dengan pengertian-pengertian yang berkembang dalam sejarah. Ketika muncul konsep yang baru, orang pun cenderung melupakan konsep yang lama. Kadang konsep lama muncul kembali ketika konsep yang baru sudah mulai dianggap kurang bermanfaat. Dalam rentang sejarah kehidupan manusia dikenal lima ajaran kedaulatan: Kedaulatan Tuhan, Kedaulatan Raja, Kedaulatan Hukum, Kedaulatan Rakyat dan Kedaulatan Negara.

Keempat ajaran yang disebutkan pertama bersifat internal, persoalan politik dalam konsep kedaulatan ini adalah siapakah yang sesungguhnya pemegang kekuasaan tertinggi, sebagai The Sovereign dalam suatu negara yang berdaulat? Teori Kedaulatan Tuhan, sering disebut pendapat paling klasik. Dalam teori ini Tuhan dianggap segalanya dan manusia harus tunduk kepada kekuasaan Tuhan. Teori ini yang dikenal sebagai ajaran Teokrasi (Theocracy), persoalan yang muncul kemudian adalah bagaimana cara Tuhan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi itu mewujud dalam praktek bernegara. Singkat cerita, konsep Kedaulatan Tuhan dapat dikaitkan dengan Doktrin Teokrasi. Kedaulatan Raja terkait dengan Monarki, Kedaulatan Hukum terkait Doktrin Nomokrasi dan Kedaulatan Rakyat terkait dengan Demokrasi.
Ajaran kedaulatan yang disebutkan terakhir lebih bersifat eksternal, konsep kedaulatan ini harus dipahami dalam konteks hubungan antarnegara. Dalam hukum internasional, orang sering berbicara mengenai status suatu negara merdeka yang berdaulat. Dalam hubungan antarnegara mutlak diperlukan adanya pengakuan internasional, tanpa pengakuan akan eksistensi suatu negara yang dianggap merdeka atau berdaulat maka akan sulit ikut serta dalam pergaulan internasional.

Nuansa Ekologis
Dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup dalam suatu ekosistem sumberdaya alam, manusia melakukan eksploitasi untuk memperoleh bahan konsumsi, lahan pemukiman dan sebagainya. Dalam perspektif ini dituntut keahlian dan keterampilan manusia, ketika melakukan proses ekstraksi juga diwajibkan melakukan proses rehabilitasi dan pelestarian sumberdaya alam. Pada tataran ini perlu dikembangkan pola kekuasaan yang dikonstruksikan dalam mekanisme hubungan antara Tuhan, alam dan manusia.

Saatnya kini memahami bahwa korelasi yang fundamental antara manusia dan lingkungan hidup sebagai dua sisi yang sama-sama memiliki hak dan kekuasaannya sendiri, keduanya sebagai subyek hak yang bersifat asasi. Oleh sebab itu, seperti halnya manusia, alam atau lingkungan hidup pun memegang kekuasaan yang bersifat tertinggi. Gagasan inilah yang memunculkan istilah kedaulatan lingkungan, terkait dengan istilah Ekokrasi atau kekuasaan Ekologi. Artinya, pada alam atau lingkungan hidup diakui adanya kekuasaan dan hak asasi yang tidak boleh dilanggar oleh siapapun (inalienable rights). Secara implisit, menegakkan kedaulatan lingkungan merupakan suatu keharusan untuk menjamin harmoni hubungan manusia dengan lingkungan hidup.

Fenomena alam seperti perubahan iklim global (global climate change), kini menjadi tren baru kesadaran manusia dalam berprilaku baik terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu, aksi pelestarian lingkungan hidup seperti menanam sejuta pohon seharusnya tidak berjalan sendiri karena berbagai kegiatan yang bernuansa ekologis justru wajib dimulai dari pribadi kita serta lingkungan keluarga masing-masing. Gerakan hemat energi, bijaksana menggunakan air bersih dan tidak membuang sampah di sembarang tempat, merupakan deretan aksi kecil tetapi bermakna besar bagi masa depan manusia dan lingkungan hidup. Lalu, kenapa kita masih terdiam? Pekerjaan kecil yang dimulai dari rumah, berdampak besar untuk kemaslahatan bersama. (*/)

News Feed