NUR Aini, kuli panggul semen kini sudah sarjana. Gadis tangguh asal Pinrang ini pernah viral pada 2021 lalu.
Widyawan Setiadi,
Makassar
MOMEN wisuda Universitas Negeri Makassar (UNM) periode Januari 2024 sangat istimewa bagi Aini. Ada 1.000 wisudawan yang dikukuhkan di Pelataran Gedung Phinisi UNM, Makassar, Rabu, 31 Januari.
Aini termasuk di dalamnya. Wisudawan tersebut banyak menyandang prestasi di luar kampus. Termasuk Aini, dia tercatat sebagai atlet pencak silat yang pernah mengharumkan nama kampus. Rektor UNM Prof Husain Syam mengaku bangga banyak atlet berprestasi yang diwisuda. “Pokoknya hari ini bertabur bintang,” ujar Prof Husain Syam mengawali sambutannya.
Tidak kalah istimewa adalah Aini. Gadis kelahiran Pinrang, 5 Juli 2001 tersebut pernah viral di media sosial karena kegigihannya membantu orang tua. Saat libur kuliah, ian bekerja sebagai kuli panggul semen di kampung halamannya di Desa Mattito Ade, Kabupaten Pinrang.
Kini dia sudah sarjana. Aini menyelesaikan masa studinya selama tiga tahun empat bulan. Meski dengan keterbatasan ekonomi, Aini tak pernah patah semangat untuk mengejar cita-citanya menjadi guru. Perjuangan Aini mengejar impian di perguruan tinggi sangat berat. Aini sebenarnya sempat putus kuliah. Akan tetapi, pada 2020 dia mendaftar lagi di UNM lewat jalur SBMPTN. Gadis yang juga altet pencak silat tersebut lulus di Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Penjaskesrek) FIK UNM.
Ia berhasil menyelesaikan studinya berkat beasiswa. Anak sulung dari empat bersaudara ini bersyukur mendapatkan beasiswa dari kampus. Baginya, beasiswa tersebut sebagai penyelamat. Kedua orang tuanya bisa menyaksikan Aini menggunakan toga. “Alhamdulillah Ini berkat beasiswa UNM,” tuturnya.
Gadis berkulit putih bersih itu sudah bergelut dengan debu semen sejak tamat di MTs Negeri Pinrang. Hingga kini, ia tetap akrab dengan debu semen. Meski sudah sarjana, ia tetap setia membantu orang tua sebagai kuli panggul. “Itu pekerjaan yang akan terus saya lakukan sampai saya dapat pekerjaan yang lebih layak,” janji Aini.
Impian Aini hanya untuk membahagiakan keluarga. Cita-cita terdekatnya adalah kuliah sembari bekerja. Sebenarnya dia sudah pernah dipanggil Andi Amran Sulaiman (AAS) saat dirinya viral di medsos. Dia bahkan ditawari bekerja, namun sampai saat ini tidak ada tindak lanjut. ”Semoga Pak Mentan bisa mendengar (membaca berita) ini,” harapnya.
Putri sulung pasangan Masdar dan Norma itu punya empat saudara, tiga perempuan dan satu laki-laki. Semuanya bekerja sebagai kuli panggul semen. Dahulunya, tidak jarang mereka lembur, minim tidur dengan tanggung jawab besar. “Kami kerja bareng. Satu mobil itu 775 sak semen, satu sak upahnya Rp600. Bongkarnya sekitar 5 jam. Kalau lagi banyak rezeki, bisa lebih dari satu mobil. Tapi sekarang tiga adik saya kuliah, beasiswa di UNM semua, satunya lagi kelas 2 SMA,” bebernya.
Bagi Aini, pekerjaan sebagai kuli bukanlah hal yang memalukan. Justru itu perjuangan mengarungi kehidupan. Baginya, selama itu halal, maka tidak boleh ada kata gengsi. “Gengsi itu tidak ada dalam hal baik. Saya selalu optimis bisa menjadi lebih baik untuk keluarga,” tuturnya.
Sementara ayah Aini, Masdar mengaku hampir tidak percaya bisa mengantarkan putri sulungnya menyandang status sarjana. Sebab, dia mengaku kesulitan dalam hal ekonomi. Beruntungnya, kata dia, ada UNM yang siap memberikan ruang pendidikan untuk anak-anaknya. Dia berharap, ini bisa lanjut ke jenjang magister dan menerima kembali beasiswa S2.
“Terima kasih UNM sudah memberikan akses pendidikan ke anak saya. Saya selalu sampaikan ke anak-anak, sesulit apapun kondisi kita, pendidikan tetap nomor satu,” ungkapnya. (*)