Tiba-tiba dunia Kesehatan di Indonesia dikejutkan dengan munculnya kembali poliomyelitis (penya virus polio). Polio sebagaimana diketahui adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui virus polio. Menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian pada anak.
Beberapa orang tua tidak sadar anaknya terinfeksi virus polio tanpa gejala atau pun jika ada gejalanya sangat ringan dan biasanya tidak dikenali. Jika pun muncul gejala, biasanya diawali dengan demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.
Itulah sebabnya pada awal Abad ke-20, polio adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara industri, karena melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun.
Sebenarnya polio asli (VPL) di Indonesia sudah dinyatakan musnah sejak 1996 setelah keberhasilan vaksin kurun 1995–1997. Namun, pada 2005 ditemukan kasus polio importasi pertama di Sukabumi, Jawa Barat disusul 46 kasus Vaccine Derived Polio Virus (VDPV), yaitu kasus polio yang disebabkan oleh virus dari vaksin, yang terjadi apabila banyak anak yang tidak diimunisasi.
Menyadari itu Kemenkes melakukan Outbreak Response Immunization (ORI), lalu mop-up, kemudian PIN (Pekan Imunisasi Nasional) digalakkan dan juga ada sub-PIN sehingga pada 2006 tidak ditemukan lagi penderita polio yang disebabkan oleh Virus Polio Liar (VPL).
Hingga akhirnya pada 2014, label bebas polio diberikan WHO kepada Indonesia. Meskipun di Indonesia sudah tidak ditemukan lagi kasus polio, vaksinasi masih terus diberikan, dikarenakan masih ada negara lain yang belum terbebas dari penyakit polio.