Membatasi waktu mereka di depan layar ponsel, mengajari mereka berbuat baik dan beribadah dengan perbuatan bukan hanya lewat ucapan. Bahkan berani menegur mereka ketika berbuat salah. Bukan dengan memenuhi semua permintaan mereka untuk menyenangkannya dalam waktu yang instan.
Mayoritas pemeran dalam film tersebut juga merupakan para aktor lokal debutan. Alur cerita yang lebih banyak diwarnai konflik dan lelucon yang sangat dekat dengan anak kecil membuat filmnya benar-benar berupaya mencapai target. Yakni untuk mendidik karakter anak melalui sentuhan hiburan.
Si anak kota diceritakan menjadi akrab dengan anak-anak kampung dan terbiasa dengan keseharian di kampung, misalnya bermain layangan, membaca buku, atau bermain di pinggir danau. Tidak lagi terpaku pada layar ponsel dan bermain game saja. (an-uca)