English English Indonesian Indonesian
oleh

Sebelum Anies Datang di Bone, Tim AMIN Dapat Perlakuan Tak Menyenangkan

FAJAR, BONE-Tim kampanye calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan diduga menghadapi intimidasi sebelum kunjungan capres Anies ke Kelurahan Tanete, Kecamatan Cina, Bone, Rabu, 17 Januari. Juru Bicara AMIN Sulsel, Ismail Bachtiar membenarkan, dugaan intimidasi tersebut.

Sebelum acara kampanye dimulai, tim AMIN telah memasang ratusan spanduk di kota, termasuk di lokasi acara. Namun, ketika dicek kembali, hanya tersisa 20 spanduk, yang disinyalir sengaja dilepas oleh oknum tertentu. Partai Nasdem juga melaporkan kejadian serupa, di mana 300 spanduk yang dipasang oleh mereka hanya tinggal 20.

“Ternyata malam-malam kita tiba, banyak sekali yang dilepas. Dalam kota ini 80 persen terlepas atribut,” jelasnya saat ditemui di Hotel Grand Nur Watampone, Rabu, 17 Januari.

Ismail Bachtiar menyoroti, tindakan ini tampaknya ditujukan khusus kepada atribut AMIN, sedangkan spanduk paslon lain dibiarkan. Dia menganggap hal ini sebagai pembatasan yang terstruktur dan menyayangkan ketidaksetaraan perlakuan.

Hingga malam terakhir sebelum acara, tersebar broadcast bahwa Anies batal ke Bone, memaksa koordinasi dengan pendukung untuk memobilisasi kembali ke lokasi pada pagi harinya.

Intimidasi juga terjadi di lokasi acara, di mana sejumlah pendukung paslon lain datang dengan sengaja meneriakkan dukungan mereka, bahkan menggunakan seragam dan atribut resmi. Ismail Bachtiar menekankan, kejadian serupa terjadi di lokasi kampanye Anies di tempat lain.

Dugaan lainnya mencuat terkait penggantian spanduk AMIN dengan spanduk paslon lain di sepanjang jalur menuju lokasi kampanye. Meskipun diakui sebagai bagian dari kontestasi politik, Ismail Bachtiar menyayangkan tindakan tersebut.

Anies Baswedan, dalam merespons ancaman dan intimidasi terhadap timnya, menegaskan, beban masalah yang dihadapi oleh pihaknya tidak sebanding dengan masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Meskipun menghadapi intimidasi, Anies menyatakan kesiapannya dan timnya untuk menghadapi tantangan demi perubahan di Indonesia.

“Seberat-beratnya intimidasi yang diberikan ke kami, masih lebih berat beban keluarga-keluarga di Indonesia, masih lebih berat anak-anak muda yang sulit cari pekerjaan, jadi bila untuk buat keluarga hidupnya lebih ringan, bila untuk membuat anak-anak muda dapat pekerjaan kami harus menghadapi tekanan tantangan yang berat,” tegas Anies.

Anies juga menyoroti ancaman terhadap kebebasan berekspresi dan menyatakan bahwa pihaknya tidak akan gentar menghadapi upaya merusak kebebasan tersebut. “Kebebasan berekspresi dan bicara itu dijaganya dengan jangan membiarkan orang yang merusak kebebasan dengan cara mengancam keselamatan itu dibiarkan. Itu nda boleh dibiarkan. Dengan cara seperti itu, kebebasan berbicara terjaga,” jelas Anies.

Terpisah, Pengamat Politik dari Unhas, Andi Lukman Irwan melihat masalah ancaman yang dihadapi oleh Tim AMIN ini seyogianya tidak boleh terjadi. Menurutnya, masyarakat manapun di NKRI bisa mengekspresikan secara bebas kepentingan politiknya selama tidak melanggar aturan yang berlaku. “Saya kira hal-hal yang harus kita hindari di dalam proses kontestasi,” jelasnya. Dia juga menyoroti adanya narasi saling menjatuhkan, menurutnya hal itu tak perlu dilakukan. (an/*)

News Feed