Tersebar dan Ukuran Besar
Pertanian di Sulsel didominasi pertanian rakyat berskala kecil. Hanya ada satu dua berskala besar milik PTPN. Mengembangkan produk pisang agar bisa menguasai pasar dunia minimal punya lahan sekitar 500 ribu hektare. Biaya angkut mengumpulkan dari lahan yang sangat tersebar tentu besar. Hal lainnya kebijakan Sulsel Baru dengan memperbanyak penanaman satu jenis komoditas di lahan yang luas. Banyaknya jenis komoditas akan sulit untuk beralih ke skala industri. Selain tidak ekonomis juga mudah terserang wabah dari berbagai komoditas lainnya.
Produk pertanian biasanya berukuran besar (bulky). Itu artinya agar dapat sampai ke pasar atau konsumen membutuhkan alat angkut yang besar dan murah. Moda transportasi yang paling murah dan efisien saat ini melalui laut. Melihat kondisi lahan pertanian di Sulsel sebagian besar berada di sekitar wilayah timur maupun utara atau dekat dengan wilayah laut Teluk Bone. Di lain pihak pelabuhan-pelabuhan besar di Sulsel berada di wilayah barat. Kita sebut misalnya Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Pare, atau Pelabuhan Garongkong di Barru.
Komoditas pertanian dari kabupaten seperti Luwu, Lutra, Lutim, Bone, dan lainnya di wilayah timur yang sangat luas areal pertanian sulit bersaing karena biaya angkutan. Jika harus diekspor atau dikirim keluar Sulsel harus melalui Pelabuhan Makassar atau Parepare. Biaya angkutan menjadi faktor kunci bagi produk pertanian, terutama yang berukuran besar.
Dalam RPJP Sulsel yang saat ini sementara disusun, salah satu yang menjadi perhatian kebijakan Sulsel Baru adalah memperbanyak pelabuhan komoditas di sekitar pantai timur Sulsel. Beberapa pelabuhan peti kemas yang tidak terlalu besar di pantai timur atau Teluk Bone akan menjamin kemampuan untuk lebih bersaing bagi produk pertanian dari Sulsel.