Oleh karena itu, apabila dunia ingin perang seperti yang terjadi saat ini berakhir, maka praktik yang melahirkan Hamas itu harus diakhiri. Pola pikir dan praktik penjajahan di Palestina harus dihentikan.
Mengingat, Hamas ada karena ada penjajahan oleh Israel.
”Karena Hamas ini bukan sekadar organisasi tapi pikiran. Pikiran perlawanan terhadap penjajahan,” tegasnya. Kalaupun mereka dilucuti senjatanya bahkan “dihabisi”, akan sangat mungkin tumbuh kembali jika penjajagan masih ada. Dasar pemikiran untuk melawan penjajahan yang terus muncul.
Menurutnya, jika solusi perdamaikan tidak ditarik sampai isu ini maka solusi yang ada hanya sementara saja. Perang bisa kapan saja Meletus kembali.
”Kalau ingin selesai, bukan hanya hamas dilucuti senjatanya seperti ambisi Israel dan Amerika Serikat hari ini. Tapi yang harus dibangun adalah solusi dari pokok permasalahan itu sendiri, yaitu mengakhiri penjajahan dan mempersilahkan Palestina menjadi negara merdeka dan menghormati keberadaan Israel,” pungkasnya. (mia/jpg/zuk)
BOMBARDIR. Asap mengepul di atas wilayah Gaza, Palestina selama pemboman Israel, Selasa, 16 Januari 2024. Sebuah tank Israel mengambil posisi di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina. (FOTO: Menahem KAHANA/AFP)
