FAJAR, GORONTALO – Dalam mewujudkan kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial, visi 2051 menjadi pendorong utama akselerasi Gorontalo sebagai Kota Agropolitan. Visi ini merupakan upaya kolektif bersama masyarakat Gorontalo yang dicetuskan oleh Rachmat Gobel
selaku Chairman & Shareholder Gobel Group pada tahun 2021 silam.
Melalui visi tersebut, Rachmat Gobel menyampaikan cetak biru dan peta
jalan pembangunan Gorontalo yang telah didiskusikan bersama berbagai
elemen masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan dan membuka
lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Gorontalo.
Pembangunan tersebut akan membuka pintu menuju transformasi signifikan, dengan fokus utama terletak pada pembangunan Pelabuhan Internasional Anggrek dan Kawasan Industri Anggrek sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, yang
akan menjadi dua lokomotif utama mewujudkan visi Kota Agropolitan.
Berdasarkan data Bank Indonesia, Pertumbuhan ekonomi Gorontalo
sebesar 4,09 persen (yoy) masih di bawah pertumbuhan ekonomi di kawasan Sulawesi, Lampung, dan Papua yang mencapai 6,79 persen (yoy), serta dibawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01 persen (yoy).
Berdasarkan informasi tersebut, tak mengherankan bahwa Gorontalo masih memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tertinggal jauh. Menurut data
BPS, pada tahun 2019, IPM Gorontalo berada di tingkat 68,49 persen, menempatkannya pada peringkat 28 dari 34 provinsi di Indonesia, sebagai
salah satu yang paling rendah. Hal ini menyoroti perlunya upaya pengembangan yang lebih terfokus di daerah Gorontalo.