English English Indonesian Indonesian
oleh

Dikubur Hidup-hidup di Atas Pemakaman Milik Negara

Belum selesai disitu, 29 November 2023. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar berinisiatif membongkar tempat hidup warga di sekitaran Pemakaman Beroangin, KecamatanTallo. Beberapa bangunan semi permanen dihancurkan, ada dua rumah yang bertahan. Mereka bahkan ada yang telah menempati tempat itu sekitar 1980-an lalu.

Malam hari, saya, Benar dan kawan-kawan lain datang ke area pemakaman. Bukan untuk berziarah orang mati, tapi mengunjungi orang orang yang ingin hidup sebelum benar benar mati. Disana kami mengunjungi Damat dan Kuat (nama disamarkan). Damat dan Kuat adalah dua Ibu yang bertekad mempertahankan tempat hidupnya dari ancaman penggusuran yang dilakukan DLH Kota Makassar.

Damar dan Kuat hidup dan menghidupi dirinya dari aktivitas yang ada di sekitar pemakaman. Mereka tinggal bersebelahan persis dengan pemakaman, mereka menjual makanan ringan di depan rumahnya untuk para peziarah, sesekali membersihkan makam untuk penghasilan tambahan.

Pembangunan pagar yang dikebut akhir tahun ini oleh DLH Kota Makassar membuat tidur Damat dan Kuat tidak nyenyak. Ancaman penggusuran bisa datang kapan saja. Damat dan Kuat memang  sempat ditawari ganti rugi oleh DLH Kota Makassar sebesar Rp. 12.500.000 (dua belas juta lima ratus ribu). Namun, tawaran itu betul betul mengancam hidup mereka. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Ujung Pandang menyebabkan nilai konsumsi rumah tangga cukup tinggi, masuk dalam 10 Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi di Indonesia. Rata rata konsumsi per bulan di Ujung Pandang mencapai angka Rp. 11.504.942 (sebelas juta lima ratus empat ribu smbilan ratus empat puluh dua rupiah) per bulan. Angka ini mengalami peningkatan 15,11 % dari tahun 2018 ke tahun 2022, melihat pertumbuhan ekonomi di Ujung Pandang angka ini dapat meningkat di tahun tahun berikutnya. Jadi, ganti rugi yang ditawarkan oleh DLH Kota Makassar mengancam Damat dan Kuat menjadi tuna wisma.

News Feed