English English Indonesian Indonesian
oleh

Wonomulyo 86 Tahun, Daerah yang Maju Tanpa Riwayat Kekerasan Komunal

FAJAR, WONOMULYO – “Alhamdulillah, selama kawasan ini berdiri sebagai wilayah kolonis hingga kita kenal sebagai Wonomulyo, Kampung Jawa, kita tidak pernah mendengar ada kekerasan komunal di sini,” ujar Ichsan Sahibuddin Ketua Panitia Hari Jadi ke-86 Tahun Wonomulyo, Sabtu (9/12).

Pernyataan itu disampaikan di depan Pj. Gubernur Sulawesi Barat Prof. Zudan yang menghadiri agenda yang dikemas sebagai Wonomulyo Carnival 2023.

Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar, Kepala Diknasbud Sulbar Dr. Mihtar, OPD Polman, Camat Wonomulyo Ir. Suleman Mekka dan jajaran kepala desa se-Wonomulyo.

Ratusan warga juga hadir menyemut di alun-alun lokasi utama Wonomulyo Carnival 2023. Agenda ini bertema Pentas Budaya, Sejarah dan Selamanya. Wonomulyo dikenal sebagai episentrum ekonomi penting di Sulawesi Barat sejak empat dekade terakhir.

Pj. Gubernur Sulbar tampak menikmati pembukaan acara yang sebagian besar dihadiri komunitas masyarakat Jawa. Dari 14 desa dan kelurahan di Wonomulyo, sebagian besar merupakan wilayah yang dominan dihuni etnis Jawa sejak tahun 1937.

“Saya sangat mendukung upaya pelestarian seni dan budaya bagi masyarakat Wonomulyo. Saya tahu bahwa masyarakatnya maju, semoga ke depan makin sejahtera,” sebut Prof. Zudan, seraya menyampaikan dua pantun khusus bagi Wonomulyo.

Wakil Ketua DPRD Sulbar, Abdul Halim yang merupakan salah satu inisiator Hari Jadi Wonomulyo menyebut, pelaksanaan agenda ini merupakan bentuk pemajuan kebudayaan yang mesti didukung pemerintah daerah.

“Kami berharap agenda Wonomulyo Carnival akan menjadi salah satu bentuk upaya pelestarian seni budaya. Serta keberlangsungan keragaman masyarakat Kampung Jawa yang dihuni berbagai etnis. Agar terus berkelanjutan,” ujar Halim mantan anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar ini.

News Feed