“Ini adalah hasil kerja keras semua tim dalam menjalankan program yang sangat baik ini, kami merancang pengelolaan sampah berbasis digital yang ada di Desa Tarowang, Kabupaten Jeneponto, dan ternyata hasilnya sangat berdampak,” terangnya.
Adapun judul program PPK Ormawa Tim Maperwa, yakni Program E-Trash Bank untuk Mewujudkan SDG’s Desa Sadar Lingkungan dan Meningkatkan Penghasilan Rumah Tangga di Desa Tarowang.
Kepala Desa Tarowang, Saharuddin Sila sangat bangga atas kerja-kerja dari mahasiswa, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas internasional sehingga bisa mengangkat nama Desa Tarowang.
“Berkat mahasiswa ini, saya baru tahu yang namanya briket itu bernilai internasional dan sangat layak dijadikan sebagai produk ekspor di Jeneponto,” ucapnya.
Saharuddin memaparkan, pihaknya sangat menyambut baik pengabdian dari mahasiswa UNM ini karena sangat berdampak terhadap ekonomi masyarakat di Desa Tarowang. “Ini merupakan sejarah, masyarakat Desa Tarowang bisa melakukan ekspor dari briket itu,” lanjutnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jeneponto, Mernawati, menjadi satu-satunya dari Indonesia bagian timur, yang diundang langsung untuk menjadi pembicara dalam ajang bergengsi ini.
“Saya dengar hasil uji lab, briket yang dihasil tersebut bernilai internasional dan sangat layak dijadikan sebagai produk ekspor di Jeneponto,” terang Mernawati.
Sebagai bentuk tindak lanjut dan pengembangan kualitas e-TB Tarowang, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bea Cukai Sulawesi Selatan untuk menguji kualitas briket yang diproduksi oleh masyarakat Desa Tarowang, menjadikan Desa Tarowang sebagai pilot project untuk persiapan industri briket kelas internasional, serta memasukkan Desa Tarowang sebagai kampung kompeten 2024 dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang mampu meningkatkan kualitas dan siap menjadi skala industri. (ams)
