Dijelaskannya, wilayah konsesi Misr Phosphate seluas 450 kilometer persegi, 250 kilometer persegi di dataran tinggi Abu Tartour di Kota Kharga, New Valley, yang merupakan wilayah terluas di mana perusahaan Misr Phosphate melakukan kegiatan eksplorasi dan ekstraksi.
Selain itu terdapat 75 kilometer persegi wilayah tambang fosfat di Sebaia, Aswan dan 50 kilometer persegi di Laut Merah; dan seluas 75 kilometer persegi dikelola oleh Misr Phosphate setelah adanya kesepakatan dengan Otoritas Sumber Daya Mineral Mesir (Egyptian Mineral Resouerces/EMRA) di kawasan Laut Merah.
Mohamed Abdel Azim menambahkan, pada 2022 Misr Phosphate berhasil mencatatkan penjualan sebesar 3,1 juta ton bijih fosfat, dengan pendapatan mencapai USD98 juta. Indonesia mengimpor sebanyak USD 28,4 juta pada 2022 atau sebesar 35 persen dari ekspor fosfat Mesir dan pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 60 persen dari total ekspor Mesir ke Dunia. (*)