FAJAR, MAKASSAR — Rustiah (40) bersama ibu-ibu di perkampungan Lantebung terlihat sibuk dengan aktivitasnya. Tangannya tak pernah berhenti bergerak.
Tangan Rustiah dengan cekatan mencungkil daging kepiting dari cangkangnya. Sesekali ia mengobrol, namun tangannya tetap bekerja. Dari jarak 10 meter, aroma khas kepiting rebus mulai tercium. Aroma membuat perut mulai keroncongan.
Saat masuk ke salah satu ruangan, ada belasan ibu-ibu duduk berhadapan, kepiting rebus menggunung di depannya. Satu per satu kepiting dilucuti dagingnya, dicungkil menggunakan sendok. Di depan Rustiah sudah terisi dua ember daging kepiting. “Banyak pesanan pak, harus selesai hari ini,” ujar Rustiah membuka pembicaraan.
Pesanan yang dimaksud Rustiah adalah kacang kepiting krispy. Oleh-oleh khas Lantebung yang diolah dari daging kepiting. Rustia beranjak dari tempat duduknya. Ia terlihat bersemangat menyambut tamunya. Perempuan paruh baya ini menunjukkan bagaimana proses produksi kacang krispy tersebut.
Di ruangan lain, tampak ibu-ibu sibuk membuat adonan. Satu-persatu kacang tanahdibalut adonan dari daging kepiting. Tak menunggu lama, kacang tersebut langsung dituang ke wajan berisi minyak panas. Ruangan berukuran 24 meter persegi tersebut terasa panas, namun aroma kepiting membuat betah berlama-lama. “Cicipi saja dik,” ajak Rustiah.
“Bagaimana rasanya, gurih kan? Inilah ciri khas kami di sini. Kacang kepiting krispy,” sambung ibu tiga anak tersebut.
Sejak beberapa bulan terakhir, Rustiah mengaku banjir pesanan. Pasarnya tak hanya wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Lantebung saja, kacang krispy khas Lantebung kini sudah merambah ke beberapa daerah. “Banyak yang pesan online,” tuturnya.