Terkait Angga KONI, Pemda Lutim mengucurkan dana Rp 1 miliar. Kalau 20 Cabor dibiayai, maka dana setia Cabor hanya Rp 50 juta setiap tahun. Jika 21 Cabor, anggarannya juga semakin berkurang tentunya. Akan tetapi, hitungan ini belum bisa meyakinkan Pemda untuk menaikkan anggaran. Pengurus KONI Lutim harus menyusun proposal anggaran dengan program yang menjanjikan jika ingin anggarannya ditambah.
“Anggaran itu berbasis kinerja. Jadi apa yang mereka usulkan kita itu yang kita pelajari. Jadi tidak mesti selalu bicara angka. Angka itu kita coba bernegosiasi sesuai dengan kebutuhan. Bisa banyak bisa sedikit. Ini-kan juga masyarakat yang ikut menilai,” imbuh Budiman.
Anggota DPRD Luwu Timur, Najamuddin juga sepakat mengenai tambahan anggaran. Harus sesuai porsinya. Jika memang mengharuskan anggaran ditambah demi prestasi, maka hal itu tentu tidak akan sulit.
“Kalau memang proposalnya rasional. Insyaallah DPRD setuju. Jadi Tergantung berapa yang dibutuhkan. Yang jelas sebelumnya itu, anggaran KONI baru Rp 1 miliar,” kata Najamuddin usia menghadiri acara Musorkab.
Selain mendapatkan dana hibah dari Pemda Lutim, KONI Lutim juga mendapat suntikan dana dari pihak swasta. Beberapa perusahaan sering memberikan bantuan untuk kebutuhan setiap atlet. (ans)