MAKASSAR, FAJAR – Terminal Peti Kemas (TPK) New Makassar jadi pelabuhan tersibuk di kawasan timur Indonesia (KTI). Pencapaian kinerja arus kapal, kargo, dan kontainer semua di atas 100 persen.
Meski barang yang keluar masuk sangat ramai, proses bongkar muat kontainer tetap gerak cepat (gercep). Malah lebih cepat dari dua atau tiga tahun lalu. Kinerja moncer tersebut didorong transformasi berkelanjutan Pelindo. Perubahan besar-besaran terjadi setelah dua tahun Pelindo I, II, III, dan IV disatukan.
Hasilnya, kinerja perseroan meningkat drastis. Khusus Pelindo Regional IV, kinerjanya tumbuh di atas 100 persen. Ternyata, langkah merger menjadi berkah. Perubahan besar terlihat dari layanan serba digital. Lalu-lalang kontainer yang begitu ramai ternyata hanya dikendalikan dari ruangan kecil. Cukup pakai aplikasi.
Ada tiga aplikasi yang mengendalikan layanan pelabuhan, yaitu Phinnisi, PTOS-M, dan TONUS. Teknologi itu juga didukung penerapan integrated control room. TONUS adalah aplikasi kegiatan terminal peti kemas. Mulai permohonan, perencanaan, pengoperasian, dan pelaporan.
Kemudian Phinnisi merupakan aplikasi kegiatan pelayanan kapal. Mulai permohonan, perencanaan, pengoperasian, billing, reporting, integrasi ke Inaportnet. Sedangkan PTOS-M/PK adalah aplikasi kegiatan pelayanan barang dan peti kemas konvensional. Mulai dari permohonan, perencanaan, pengoperasian, dan pelaporan.
Aplikasi tersebut sangat memudahkan pelayanan, handy talky nyaris tak dibutuhkan lagi. Sebab operator dan para pengemudi truk bisa mendapat informasi lebih cepat melalui sistem terintegrasi. “Itu yang membuat layanan makin cepat. Port stay dan cargo stay makin singkat,” ujar Enriany Muis, Regional Head 4 Pelindo.