Itu juga dibuktikan dengan surat peryataan hutang yang dibuat oleh Munafri Arifuddin, tertanggal Jakarta 13 Desember 2018. Total hutang saat itu sebesar Rp14.946.740.681. Hutang itu tercatat sejak tahun 2016 sampai tahun 2018. Anggaran tersebut digunakan untuk pembayaran gaji dan operasional pertandingan Liga1, perbaikan stadion terutama untuk lolos verifikasi (lampu), juga kebutuhan operasional tim termasuk tiket dan hotel tim, baik pertandingan kandang ataupun tandang di musim 2016/2017 dan 2018.Dalam surat tersebut juga Appi menyatakan akan mengembalikan pinjaman tersebut di atas secara bertahap mulai Januari 2019.
Sebagaimana hal tersebut, Appi siap dan sedia untuk mempertanggungjawabkan atas pinjaman tersebut secara hukum.”Pak Appi bikin surat pernyataan hutang yang nilainya Rp14 miliar lebih. Sudah pernah ada pembayaran, tapi enam bulan terakhir ini macet parah sehingga tidak ada komunikasi yang bisa memberikan solusi,” kata dia.
Agus juga mengatakan, proses pengembalian secara bertahap memang semoat dilakukan. Namun dalam rentang waktu iru, PSM juga masih melakukan peminjaman. Bahkan jumlah pinjaman selalu lebih besar dari yang dikembalikan.
”Awal sekali itu sejak 2016 sampai 2020. Di situ sudah mulai ada pengambilan Rp1 miliar lalu dikembalikan Rp100 juta. Pinjam lagi Rp500 juta dikembalikn Rp50 juta, gitu terus sampai menumpuk. Jadi tidak bisa selesai,” terangnya.Sampai pada akhirnya, Oya pernah menutup peminjaman pada 2019 lalu. Namun setelah tidak ada komunikasi yang menjanjikan, maka Oya memilih jalan seperti ini. Dia meminta agar,sisa pinjaman tersebut dibayar sekaligus.