“Di Indonesia hanya 12 persen masyarakat yang paham sanitasi aman. Di Suslel kurang kebih sama. target pemerintah baru 15 persen untuk 2024,” ujarnya.
“Belum tentu bahwa jamban itu layak, apalagi aman. Aman itu ketika akses sanitasi sudah bisa diolah dan aman untuk masyarakat,” katanya.
Dia melanjutkan masalah sanitasi ini erat kaitannya dengan akese air bersih yang berpotensi tercemar. Survei yang dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta saja yang diketahui memiliki akses sanitasi terbaik, menemukan ada sekitar 70 persen air minum yang terkontaminasi oleh bakteri Escherichia Coli (ecoli).
“Standar air minum yang aman harus mengandung 0 bakteri Ecokli, bagaimana di Sulsel,” ujarnya. (an)