Pria yang berprofesi sebagai nelayan tangkap ini menjelaskan kondisi terumbu karang di sekitar Pulau Bontosua awalnya sangat memprihatikan. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya aktivitas penangkapan ikan dengan cara menggunakan bom.
Kejadian tersebut berlangsung hingga tahun 90-an atau awal 2.000.Hal tersebut menyebabkan kondisi terumbu karang sangat hancur. Namun kini sudah sangat baik. Masyarakat juga kini tidak asal membuang jangkar kapalnya, karena tahu bahwa ada terumbu karang.
Pemilik MARS, Frank Mars menuturkan The Big Build merupakan kegiatan restorasi terumbu karang tunggal terbesar di dunia pada tahun 2023. MARS bermitra dengan berbagai pihak, mulai dari badan konservasi, peneliti, perguruan tinggi, pemerintah, LSM, dan sektor bisnis.Melalui The Big Build, MARS bersama para mitra menanam 30.000 fragmen terumbu karang menggunakan 2.000 reef stars dalam waktu empat hari. Hal ini menjadi penegasan bahwa untuk mewujudkan restorasi tidak lepas dari upaya kolaboratif.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk membantu mempercepat aspirasi bisnis dalam memulihkan lebih dari 185.000m² terumbu karang di berbagai lokasi di seluruh dunia pada tahun 2029. Indonesia telah menjadi pelopor upaya pemulihan terumbu karang di dunia.
Kegiatan ini diadakan setelah MARS membuat kemajuan dalam upaya restorasinya di terumbu karang Sheba Hope Grows di Kepulauan Spermonde, Indonesia pada tahun 2021 dengan pertumbuhan terumbu karang meningkat dari 2 persen menjadi 70 persen sejak dimulainya restorasi.