English English Indonesian Indonesian
oleh

Toko di Makkah Layani Jemaah asal Sulsel, Tawarkan Barang “Massempo, Massempo, Magello..”.

LAPORAN: SAKINAH

Kota Makkah

FAJAR, MAKKAH-Ada yang unik di sepanjang jalan di Syiyah, Kota Makkah, Minggu, 18 Juni. Tak jauh dari hotel-hotel jemaah haji, di sana ada toko yang menjual berbagai barang khas Arab Saudi. Hamparan sejadah bertumpuk, mukenah dan abaya-abaya khas Arab.

Dari kejauhan sudah terdengar sahut-sahutan suara dari speaker yang diikat di ujung jalan. “Massempo.. Massempo.. Magello..”. (Artinya: murah, murah, dan bagus). Demikian suara yang keluar dari speaker itu setiap saatnya. Seketika jemaah berbondong-bondong ke sumber suara. 

Tentunya para jemaah ketika sampai di toko tersebut langsung bertanya harga dalam Bahasa Bugis, Siaga yae, ucap salah seorang jemaah, Halija (56) asal Sulawesi Selatan ini. “Maggelo Maneng (bagus semua, red),” tambahnya lagi.

Dalam sehari ada sampai puluhan bahkan ratusan jemaah yang datang berbelanja di tokonya itu. Karyawannya pun enam sampai tujuh orang bergantian melayani jemaah yang datang berbelanja. 

Katanya, berbelanja di toko ini lebih efisien dan mudah lantaran dekat dengan hotel. Sehingga tidak sulit untuk berjalan jauh lagi. Terpenting katanya sangat mengerti bahasa yang digunakan jemaah Sulsel yang datang ini. Sehingga lebih memudahkan untuk tawar menawar barang yang akan dibelinya itu.

“Itu yang susah kalau kita mau belanja. Karena susah bahasa. Nah disini dapat yang mengerti bahasa bugis. Tentu kami sangat bersyukur dan memilih berbelanja ole-ole di sini saja. Karena kita bisa tawar pakai bahasa bugis dan dia juga menjawabnya dengan bahasa bugis jadi nyambung,” paparnya sembari memilih-milih sejadah.

Selain itu, ia juga mengaku barang-barang di tokonya cukup bervariasi dan model-modelnya bagus. Termasuk tersedia dalam jumlah lusinan. Seperti songkok dan sejadah itu bisa dibeli dalam jumlah banyak dan harganya dapat diskon.

“Barang-barang disini juga bagus, modelnya. Tersedia dalam jumlah lusinan. Jadi tidak susah lagi kami cari ole-oleh sekaligus untuk keluarga,” ungkapnya.

Badurrahman (27) pemilik toko itu sangat ramah dan antusias menyambut para jemaah yang datang ke tokonya. Dengan lancar dan fasih ia juga menjawab setiap pertanyaan jemaah dalam Bahasa Bugis. Katanya, ia punya teman dari Kota Parepare. Namun ia tahu dan bisa mengerti Bahasa Bugis karena sudah enam tahun buka toko dan jemaahnya yang paling banyak berbelanja dari Sulawesi Selatan.

Bahkan terlihat, Badurrahman menghitung dalam bahasa bugis yang begitu fasih ketika pembeli ingin membayar. Ia juga menyapa jemaah yang datang dengan khas, “Aga mu sappa (Apa yang kamu cari?, red),” katanya.

Ia juga tak tanggung-tanggung memberi diskon ke jemaah yang membeli di tokonya. Bahkan ia jug memberi pilihan ke jamaah setiap ingin transaksi pembayaran apakah dalam bentuk rupiah atau riyal. 

“Tajenni Jolo,” sambungnya lagi ke jemaah dalam Bahasa Bugis yang artinya tunggu dulu. Sembari ia membuka plastik gamis yang ingin diperlihatkan ke jemaah yang datang.

Kata Badrurrahman. Ia sudah enam tahun membuka toko di tempat ini dan paling banyak yang datang berbelanja adalah jemaah Sulawesi Selatan. “Jemaah Makassar itu ramah-ramah dan sering datang. Banyak belanjaannya. Paling banyak yang dibeli sejadah kristal,” pungkasnya dalam Bahasa Indonesia dialek Arab.

Seringnya berinteraksi dengan jemaah Sulawesi Selatan. Membuatnya sangat ingin berkunjung ke rumah kerabatnya di Kota Parepare itu. “Nanti saya mau ke sana ke Parepare rumah teman saya,” ucapnya.

Selain pakaian dan sejadah serta asesoris lain khas Arab. Ia bersama saudarnya masih punya toko lagi satu. Tak jauh dari toko sebelumnya. Disana lebih khas perabot rumah tangga dan peralatan dapur khas Arab dengan warna gold mencolok itu. “Kalau disini yang paling laku adalah tempat pacci. Banyak jemaah Sulsel beli. Mereka senang lihatnya jadi dibeli,” katanya.

Selain itu, ia juga menyediakan jasa untuk menulis nama di sejadah. Seperti yang saat ini menjamur di Kota Makkah. Sejadah khas yang dilengkapi denga  tulisan Arab. “Boleh tulis nama juga di sejadah, banyak yanh begitu,” tambahnya.(fit)

News Feed