FAJAR, MAKASSAR-Isu persampahan di Makassar cukup kompleks, sebab saat ini tercatat oleh dinas lingkungan hidup bahwa sampah orang Makassar dari seluruh kecamatan berjumlah 1.400 ton per hari.
Sampah ini yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa, Antang. Sampah ini pun belum diolah.
Hal inilah yang menjadi pembahasan pada diskusi pegiat bank sampah. Bertajuk “Peluang dan tantangan Pengelolaan Bank Sampah” yang digelar di Jl Ratulangi, Sabtu, 3 Juni.
Dosen Departemen Tehnik Lingkungan Unhas, Dr Eng Irwan Ridwan Rahim mengatakan sejauh ini belum ada pengolahan sampah yang maksimal, sehingga Makassar masih kelabakan akan tumpukan sampah.
Mulai dari sampah industri maupun rumah tangga yang langsung di masukkan ke TPA. Sementara di TPA sendiri sudah menumpuk sekitar hampir 4,5 juta ton.
“Sebenarnya disana hampir tidak ada pengolahan, ada tapi tidak konsisten seharusnya ini yang harus dicarikan solusinya,” ucapnya.
Namun saat ini diketahui ada project pengolahan sampah yang menggunakan mesin. Dibuat oleh PT Reco, nah ini salah satu solusi,” tuturnya.
Dimana masyarakat diajak aktif dan mengikuti prosedur. Mulai dari memilah sampahnya sendiri minimal dari lingkungan dulu. Lalu sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang, dimanfaatkan dan itu dipilah lalu dijual ke PT Reco.
“Nah ini sehingga tidak di bawa ke TPA lagi menumpuk. Masyarakat juga bisa mendapatkan uang dari sampah pilaannya,” tuturnya.
Kata Irwan Ridwan, kalau di bawa ke TPA langsung seperti model sekarang walaupun sudah ada bank sampah di Makassar tapi belum efektif, karena belum cukup (bank sampah). Jika dihitung satu persen dari total sampah, hampir 99 persen masih masuk di TPA.